Kamis, 20 Maret 2014

OCULENTA (SALEP MATA)

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Obat mata biasanya berbentuk cairan (obat tetes mata) dan ointmen/ obat salep yang dikemas dalam bentuk kecil. Karena sifat selaput lendir dan jaringan mata yang lunak dan responsif terhadap obat, maka obat mata biasanya diramu dengan kekuatan yang rendah. Sedangkan salep mata atau dalam istilah farmasi disebut oculenta adalah salep yang digunakan pada mata. Salep ini harus steril dan disimpan di dalam tube salep mata yang steril.Dalam dunia kesehatan salep atau obat mata sering digunakan untuk pengobatan pada mata. Obat mata tersebut digunakan dari mulai orang dewasa hingga bayi baru lahir. Pada bayi baru lahir biasanya obat mata digunakan untuk membersihkan mata bayi dari air ketuban yang menempel pada bagian mata bayi tersebut. Bayi bisa saja terkena air ketuban jika ia lahir dengan ketuban keruh, preeklamsi, vacum, jalan lahir macet atau ke jadian lain serupa yang dapat mengganggu mata bayi untuk melihat secara jernih.
B.     Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud dengan Oculenta?
2.    Bagaimana contoh resep dari penggunaan Oculenta?
3.    Bagaimana cara perhitungan dari contoh resep tersebut?
C.     Tujuan
Memberikan pengertian tentang Oculenta. Dan mengetahui cara pembuatan Oculenta itu sendiri. Juga memberikan contoh resep penggunaan Oculenta serta cara perhitungannya sehingga tidak salah dalam penggunaan obat tersebut. Karena jika dalam penggunaan obat itu tidak sesuai dengan aturan obat tersebut akan beralih dari kegunaan awal, yang semestinya dapat mengobati akan menjadi racun bagi tubuh.





BAB II
ISI
A.      DEFINISI
Oculenta (salep mata) adalah sediaan salep steril untuk pengobatan mata dengan menggunakan dasar/basis salep yang cocok. Pada pembuatan salep mata harus diberikan perhatian khusus. Sediaan dibuat dari bahan yang sudah disterilkan dengan perlakuan aseptik yang ketat serta memenuhi syarat uji sterilitas (Anonim, 1995, hal : 12).
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obatnya harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok (Anief, 2000) hal 110.
Obat biasanya dipakai untuk mata maksud efek lokal pada pengobatan bagian permukaan mata atau pada bagian dalamnya. Yang paling sering digunakan adalah larutan dalam air, tapi bisa juga dalam bentuk suspensi, cairan bukan air dan salep mata.
Berbeda dengan salep dermatologi salep mata yang baik yaitu :
1.      Steril 
2.      Bebas hama/bakteri
3.      Tidak mengiritasi mata
4.      Difusi bahan obat ke seluruh mata yang dibasahi karena sekresi cairan mata.
5.      Dasar salep harus mempunyai titik lebur/titik leleh mendekati suhu tubuh (Ansel,1989) hal 562
Obat salep mata harus steril berisi zat antimikrobial preservative, antioksidan, dan stabilizer. Menurut USP XXV, salep berisi chlorobutanol sebagai antimikrobial dan perlu bebas bahan partikel yang dapat mengiritasi dan membahayakan jaringan mata. Sebaliknya, dari EP (2001) dan BP (2001) ada batasan ukuran partikel, yaitu setiap 10 mikrogram zat aktif tidak boleh mengandung atau mempunyai partikel > 90 nm, tidak boleh lebih dari 2 partikel > 50nm, dan tidak boleh lebih dari 20,25 nm (Lukas, 2006).
Basis Salep Mata
Dasar salep pilihan untuk salep mata harus tidak mengiritasi mata dan harus memungkinkan difusi bahan obat ke seluruh mata yang dibasahi karena sekresi cairan mata. Dasar salep mata yang digunakan juga harus bertitik lebur yang mendakati suhu tubuh. Dalam beberapa hal campuran dari petroletum dan cairan petrolatum (minyak mineral) dimanfaatkan sebagai dasar salep mata. Kadang-kadang zat yang bercampur dengan air seprti lanolin ditambahkan kedalamnya. Hal in memungkinkan air dan obat yang tidak larut dalam air bartahan selama sistem penyampaian (Ansel,1989) hal 562.
Oculenta, sebagai bahan dasar salep mata sering mengandung vaselin, dasar absorpsi atau dasar salep larut air. Semua bahan yang dipakai untuk salep mata harus halus, tidak enak dalam mata. Salep mata terutama untuk mata yang luka harus steril dan diperlukan syarat-syarat yang lebih teliti maka harus dibuat saksama.
Syarat oculenta adalah:
1.      Tidak boleh mengandung bagian-bagian kasar.
2.      Dasar salep tidak boleh merangsang mata dan harus memberi kemungkinan obat tersebar dengan perantaraan air mata.
3.      Obat harus tetap berkhasiat selama penyimpanan.
4.      Salep mata harus steril dan disimpan dalam tube yang steril (Anief, 2000, hal: 117).
Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menyediakan Sediaan Salep Mata
1.      Sediaan dibuat dari bahan yang sudah disterilkan dengan perlakuan aseptik yang ketat serta memenuhi syarat uji sterilitas. Bila bahan tertentu yang digunakan dalam formulasi tidak dapat disterilkan dengan cara biasa, maka dapat digunakan bahan yang memenuhi syarat uji sterilitas dengan pembuatan secara aseptik. Salep mata harus memenuhi persyaratan uji sterilitas. Sterilitas akhir salep mata dalam tube biasanya dilakukan dengan radiasi sinar γ. (Remingthon pharmauceutical hal. 1585).
2.      Kemungkinan kontaminasi mikroba dapat dikurangi dengan melakukan pembuatan uji dibawah LAF.
3.      Salep mata harus mengandung bahan atau campuran bahan yang sesuai untuk mencegah pertumbuhan atau memusnahkan mikroba yang mungkin masuk secar tidak sengaja bila wadah dibuka pada waktu penggunaan. Kecuali dinyatakan lain dalam monografi atau formulanya sendiri sudah bersifat bakteriostatik (lihat bahan tambahan seperti yang terdapat pada uji salep mata.
Zat anti mikroba yang dapat digunakan :
Ø  Klorbutanol dengan konsentrasi 0.5 % (Pharmaceutical exipient, 2006)
Ø  Paraben
Ø  Benzalkonium klorida dengan konsentrasi 0,01 – 0,02 % (Salvatore Turco et al, 1974).
4.      Wadah salep mata harus dalam keadaan steril pada waktu pengisian dan penutupan. Wadah salep mata harus tertutup rapat dan disegel untuk menjamin sterilitas pada pemakaian pertama.
Wadah salep mata kebanyakan menggunakan tube, tube dengan rendahnya luas permukaan jalan keluarnya menjamin penekanan kontaminasi selama pemakaianya sampai tingkat yang minimum. Secara bersamaan juga memberikan perlindungan tehadap cahaya yang baik. Pada tube yang terbuat dari seng, sering terjadi beberapa peristiwa tak tersatukan. Sebagai contoh dari peristiwa tak tersatukan telah dibuktikan oleh garam perak dan garam airaksa, lidocain (korosi) dan sediaan skopolamoin yang mengandung air (warna hitam). Oleh karena itu akan menguntungkan jika menggunakan tube yang sebagian dalamnya dilapisi lak.
Pada pembuatan tube yang tidak tepat harus diperhitungkan adanya serpihan – serpihan logam. Waktu penyimpanan tidak hanya tergantung dari stabilitas kimia bahan obat yang digabungkan, tetapi juga dari kemungkinan terjadinya pertumbuhan partikel dalam interval waktu tertentu mutlak diperlukan. Jadi dalam setiap hal, selalu diutamakan pembuatan salep mata secara segar.

B.     CONTOH RESEP

R/        Hydrocortison             2,5%
            Kal. Benz penicilin      1000 UI/gr
            Ungt. Opthalmic 1      ad 10
            m.f.occulent
            s.occ.b.d.d.applic
Pro : Danang

→ usul alat dan bahan (steril)
Permasalahan
-
Unguentum Opthalmicae 1     sec. FOI hal.241
R/        lemak bulu       2,5
            Parafin liq        0,5
            Vaselin kuning ad       10
Penimbangan
·         Hydrocortison      = 2,5/100 x 10             = 0,25
·         Kal. Benzoat        = 1000/50000 x 10      = 0,2
·         Ungt. Ophtal        = 10-(0,25+0,2)           = 9,55
-          Lemak  bulu   = 2,5/10 x 9,55            = 2,3875
= 2,3875 + 20%         = 2,9→3
-          Parafin cair     = 0,5/10 x 9,55            = 0,4775
= 0,4775 + 20%          = 0,57→6
-          Vas. Kuning   = 10-(2,5+0,5)             = 7
= 7+20%                     = 8,4
Cara Pembuatan
1.      Timbang 0,6gr parafin liq dalam kaca arloji ditimbang mg pindahkan ke cawan alumunium+adeps lanae 3gr+vas flavum 8,4gr lebur di atas WB, coler(saring) dengan kain kasa kedalam mortir panas aduk ad dingin kemudian timbang 9,55gr sisanya dibungkus untuk bukti
2.      Hydrocortison+kal.benz penisilin aduk ad homogen + basis sedikit- sedikit aduk ad homogen, masukkan tube kemudian beri etiket
Etiket
APOTEK SETIA FARMA
NO.1                                       Solo,21-11-2012
Danang
2x sehari
“Salep mata”






DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh. 1988. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek. Yogyakarta : Universitas GajahMada
Anonim. 1979. Farmakope Indonesi edisi III . Jakarta: Depkes RI
http://salepmata.blogspot.com/

PASTA

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini manusia tidak terlepas dari yang namanya obat. Tak kenal usia maupun jenis kelamin. Baik tua – muda, besar – kecil, perempuan maupun laki-laki, bahkan balita pun tak akan lepas dari incaran penyakit. Dalam menyembuhkan suatu penyakit itu dapat diatasi dengan cara diobati. Berbagai macam bentuk obat yang beredar di pasaran.Salah satunya yang berbentuk salep.Salep diproduksi dengan berbagai macam kegunaan dan khasiat untuk menahan rasa sakit atau mengobati. Dalam penggunaannya tentu tidaklah sembarangan harus ada resep dari Dokter. Jadi setiap penggunaannya ada takaran tersediri tidak asal dikonsumsi.

B.       Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud dengan pasta?
2.    Bagaimana cara pembuatan pasta?
3.    Bagaimana contoh resep pasta?
4.    Bagaimana cara perhitungan dari contoh resep tersebut?

C.       Tujuan
Memberikan pengertian tentang pasta. Dan mengetahui cara pembuatan pasta itu sendiri. Juga memberikan contoh resep penggunaan pasta serta sehingga tidak salah dalam penggunaan obat tersebut. Karena jika dalam penggunaan tidak sesuai dengan aturan obat tersebut maka kegunaanya akan beralih yang semestinya dapat mengobati malah akan menjadi racun bagi tubuh.






BAB II
ISI

A.   DEFINISI
Pasta adalah salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat serbuk. Karenamerupakan salep yang tebal, keras dan tidak meleleh pada suhu badan maka digunakan sebagaisalep penutup atau pelindung. (buku farmasetika, prof. Drs. Moh. Anief, Apt .)
Menurut farmakope Indonesia edisi ke-3 pasta adalah sediaan berupa massa lembek yang dimaksudkan untuk pemakaian luar. Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar dengan vaselin atau paravin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan Gliserol, musilago atau sabun. Digunakan sebagaiantiseptik, atau pelindung. Sedangkan menurut farmakope Indonesia edisi ke-4 pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang digunakan untuk pemakaian topical.
Menurut DOM, Pasta adalah sediaan semi padat dermatologis yang menunjukkan aliran dilatan yang penting. Ketika digunakan, pasta memiliki nilai yield tertentu dan tahan untuk mengalir meningkat dengan meningkatnya gaya pada penggunaan. Pasta biasanya disiapkandengan menambahkan sejumlah serbuk yang tidak larut yang signifikan (biasanya 20% ataulebih) pada basis salep konvensional sehingga akan merubah aliran plastis dari salep menjadialiran dilatan.
 Menurut Scoville’s, Pasta terkenal pada daerah dermatologi dan tebal, salep kental dimana pada dasarnya tidak melebur pada suhu tubuh, sehingga membentuk dan menahan lapisan pelindung pada area dimana pasta digunakan.
 Menurut Prescription, Pasta terbagi menjadi dua kelas seperti sediaan salep untuk  penggunaan luar. Pasta berlemak seperti pasta ZnO dan pasta tidak berlemak mengandung gliserin dengan pektin, gelatin, tragakan dan lain-lain. Pasta biasanya sangat kental atau kakudan kurang berlemak dibandingkan dengan salep dimana bahan-bahan serbuk seperti pati, ZnO dan kalsium karbonat pada basisnya memiliki bagian yang tinggi.
Macam-macam Pasta
·         Pasta Berlemak Pasta berlemak merupakan suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat(serbuk)
·         Pasta Kering Mengandung ± 60% zat padat (serbuk).
·         Pasta Pendingin Merupakan campuran serbuk minyak lemak dan cairan berair dikenal dengan salep 3 dara.
·         Pasta Detifriciae (Pasta Gigi) Merupakan campuran kental terdiri dari serbuk dan Glycerinum yang digunakan untuk  pembersih gigi.
Karakteristik Pasta
·         Daya adsorbs pasta lebih besar 
·         Sering digunakan untuk mengadsorbsi sekresi cairan serosal pada tempat pemakaian.Sehingga cocok untuk luka akut.
·         Tidak sesuai dengan bagian tubuh yang berbulu.
·         Mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal.
·         Konsistensi lebih kenyal dari unguentum.
·         Tidak memberikan rasa berminyak seperti unguentum.
·         Memiliki persentase bahan padat lebih besar dari pada salep yaitu mengandung bahanserbuk (padat) antara 40 %- 50 %
B.   CARA PEMBUATAN
Umumnya pasta dibuat dengan cara yang sama dengan salep. Tetapi, bahan untuk menggerus dan menghaluskan digunakan untuk membuat komponen serbuk menjadi lembut, bagian dari dasar ini sering digunakan lebih banyak dari pada minyak mineral sebagai cairan untuk melembutkan pasta. Untuk bahan dasar yang berbentuk setengah padat, dicairkan terlebih dahulu, setelah itu baru kemudian dicampur dengan bahan padat dalam keadaan panas agar lebih tercampur dan homogen. .Pembuatan pasta dilakukan dengan dua metode :
1.      Pencampuran komponen dari pasta dicampur bersama-sama dengan segala cara sampai sediaan yang rata tercapai.
2.      Peleburan semua atau beberapa komponen dari pasta dicampurkan dengan meleburkannya secara bersamaan, kemudian didinginkan dengan pengadukan yang konstan sampai mengental. Komponen-komponen yang tidak dicairkan biasanya ditambahkan pada campuran yang sedang mengental setelah didinginkan dan diaduk.
Bahan dasar pasta : vaselin, lanolin, adepslanae, unguentum simplex, minyak lemak dan parafin liquidum.
Pembuatan :
Bahan dasar yang berbentuk setengah padat dicairkan lebih dulu, baru dicampur dengan bahan padat dalam  keadaan panas agar lebih tercampur dan homogen.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN AGAR SEDIAAN BERHASIL
Bila meracik sediaan semisolid, peracik menyiapkan jumlah berlebih dari jumlah totalsediaan. Dalam meracik sediaan ini diperhatikan :
~        Tidak memakai bahan-bahan yang pedas, mengiritasi,alergenik terhadap kulit atau tapak  pemakaian lain kecuali kalau perlu untuk pengobatan.
~        Pilih dasar atau pembawa yang membolehkan bahan aktif memberikan efek terapetik lokalatau sistemik.
~        Kurangi ukuran partikel menjadi terkecil yang layak.
~        Gabungkan bahan aktif dengan bahan-bahan yang ditambahkan untuk mendapatkan cairan yang uniform atau dispersi padat dalam sediaan.
~        Amati keseragaman
Proses meracik (compounding process)
Langkah-langkah berikut untuk meminimalkan kesalahan dan memaksimalkan tujuan penlis resep
~        Pertimbangkan kecocokan resep yang akan diracik dengan syarat-syarat keamanan dan tujuan pemakaian.
~        Kerjakan perhitungan yang yang penting untuk mendapatkan jumlah bahan-bahan yangdiperlukan.
~        Identifikasi alat-alat yang diperlukan
~        Pakai pakaian yang tepat dan cuci tangan
~        Bersihkan daerah peracikan dan alat yang diperlukan
~        Hanya satu resep yang harus diracik pada satu waktu dalam suatu peracikan yang ditentukan.
~        Kumpulkan semua bahan-bahan untuk meracik resep
~        Racik sediaan dengan mengikuti catatan formulasi (formulation record)Proses meracik (lanjutan)
~        Nilai variasi berat, kecukupan pencampuran, kejernihan, bau, warna, konsistensi, dan pH setepatnya.
~        Bubuhi keterangan catatan racikan dan jelaskan rupa sediaan
~        Beri label wadah resep dengan memasukkan item berikut:
a) nama sedaan, b) nomor identifikasi internal, c) initial compounder, d) penyimpanan yang diperlukan, dan pernyataan yang diperlukan berdasarkan undang-undang.
~        Tandatangani dan beri tanggal resep yang menegaskan bahwa semua prosedur telahdikerjakan untuk menjamin keseragaman, identitas, kekuatan,kuantitas, dan kemurnian.
~        Bersihkan semua peralatan dan simpan dengan tepat(Bangun, 2004)
Basis atau Pembawanya
Pada dasarnya basis yang digunakan dalam formulasi sediaan pasta tidak jauh berbedadengan basis yang digunakan dalam formulasi sediaan salep, yaitu:
a.       Basis Hidrokarbon
Karakteristik :- Tidak diabsorbsi oleh kulit- Inert- Tidak bercampur dengan air - Daya adsorbsi air rendah- Menghambat kehilangan air pada kulit dengan membentuk lapisan tahan air danmeningkatkan absorbsi obat melalui kulit.
Dibagi menjadi 5, yaitu : Soft paraffin, Hard paraffin, Liquid paraffin, Paraffin substitute, paraffin ointment
Contoh : vaselin, White Petrolatum/paraffin, White Ointment 
b.      Basis Absorbsi 
Karakteristik : bersifat hidrofil dan dapat menyerap sejumlah tertentu air dan larutan cair.- Terbagi :Non emulsi co, basis ini menyerap air untuk memproduksi emulsi air dalam minyak . Terdiriatas : Wool fat, wool alcohols, beeswax and cholesterol.- Emulsi A/M co, terdiri atas : Hydrous wool fat (lanolin), Oily cream.
c.       Larut Air 
d.      Misalnya PEG (polyethylene Glycol) yang mampu melarutkan zat aktif yang tak larut dalam air dan meningkatkan penyebaran obat. Bersifat stabil, tersebar merata, dapat mengikat pygmen dan  higroskopis (mudah menguap), sehingga dapat memberikan kenyamanan pada pemakaiansediaan pasta.
e.       Air-misibel,
misalnya salep beremulsi
CARA PENYIMPANAN
·         Simpan dalam wadah aslinya beserta label dan  petunjuknya
·         Simpan pada tempat sejuk dan kering yaitu pada suhu kamar yang jauh dari sumber panas.
·         Ikuti petunjuk penyimpanan pada label kemasan obat
·         Hindari meninggalkan obat di kamar mandi, mobil, atau di tempat yanglembab dan terlalu panas.
·         Gunakan tempat khusus untuk menyimpan obat, lebih baik jika dalam lemari obat.
·         Simpanlah obat terpisah dari bahan makanan dan jangan sampai memindahkan tempat obat ke bekas tempat makanan.
·         Berikanlah catatan pada masing-masing obat, terutama jika dalam keluarga mempunyai beberapa anak sehingga obat tidak tertukar.
·         Pastikan semua obat yang disimpan aman dari jangkauan anak 
·         Obat yang harus di buang (dimusnahkan) yaitu jika :
~        Sudah melebihi tanggal kedaluwarsa dari yang tertera pada label obat.
~        Terjadi perubahan fisik obat yaitu terjadi perubahan warna, bau dan bentuk walaupun belum lewat tanggal kedaluwarsa.
~        Tidak diketahui identitas obat yang bisa menjelaskan tentang nama, kegunaan, cara penggunaan dan efek samping. Jangan menebak-nebak identitas obat yang tidak jelas.Jika membutuhkan informasi sebaiknya hubungi dokter atau apoteker.
·                  Jangka waktu penyimpanan salep / pasta (tube) adalah selama 3 tahun. Pada obat-obat biasanya ada kandungan zat pengawet, yang dapat merintangi pertumbuhan kuman dan jamur.
·                  Cara memusnahkan obat yang sudah tidak terpakai sebaiknya tidak dibuang begitu saja ke tempat sampah, hal ini untuk menghindari ada yang mengambil kembali obat tersebut.


CARA PEMAKAIAN
a)      Cuci tangan 
b)      Sediakan peralatan yang dibutuhkan, seperti obatnya dan tissue
c)      Posisikan diri dengan tepat dan nyaman, pastikan hanya membuka area yang akan diberiobat.
d)     Periksa kondisi kulit.
e)      Cuci area yang sakit, bersihkan semua kotoran pada kulit.
f)       Keringkan atau biarkan area kering oleh udara
g)      Oleskan obat (pasta) pada area kulit yang sakit
h)      Pastikan tangan yang digunakan untuk mengoleskan sudah bersih
i)        Jika sudah dioleskan, cuci tangan kembali.
C.   CONTOH RESEP

R/        Pasta Zinci      10
            s.u.n
Pro: Bobby

Permasalahan
→ serbuk ZnO sangat halus, harus diayak dulu dengan ayakan no.100, tujuan diayak untuk memisahkan adanya  yabg tidak dikehendaki
Rx = ZnO +  (Gumpalan besar, tidak bisa diayak 100/dari udara)
Isi Pasta Zinci             sec. PH V hal. 339
R/        Sengoksida                  25
            Pati Terigu                   25
            Vaselin Kuning           ad 100
Peimbangan Bahan
ZnO                             =  x 25        = 2,5gr
Amylum Tritici            =   x 25       = 2,5gr
Vaselin Kuning           =  x 50        = 5gr
Cara Pembuatan
1.      Vaselin Flavum masukkan dalam cawan alumunium, lebur di atas WB
2.      ZnO + Amylum Tritici aduk dalam mortir hangat, setelah homogeny tuangi sekaligus kedalam semua leburan Vaselin Flavum aduk ad homogen dan dinginkan
3.      Setelah dingin masukkan dalam pot
4.      Beri Etiket
Etiket
APOTEK SETIA FARMA
NO.1                                       Solo,10-10-2012
Bobby
Obat Luar
Tidak boleh diulang tanpa resep Dokter



BAB III
KESIMPULAN
Kelebihan Pasta
1.      Pasta mengikat cairan secret, pasta lebih baik dari unguentum untuk luka akut dengan tendensi mengeluarkan cairan
2.      Bahan obat dalam pasta lebih melekat pada kulit sehingga meningkatkan daya kerjalocal
3.      Konsentrasi lebih kental dari salep
4.      Daya adsorpsi sediaan pasta lebih besar dan kurang berlemak dibandingkan dengansediaan salep.

Kekurangan Pasta
1.      Karena sifat pasta yang kaku dan tidak dapat ditembus, pasta pada umumnya tidak sesuai untuk pemakaian pada bagian tubuh yang berbulu.
2.      Dapat  mengeringkan kulit dan merusak lapisan kulit epidermis
3.      Dapat  menyebabkan iritasi kulit






DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh. 1988. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek. Yogyakarta : Universitas GajahMada
Anonim. 1979. Farmakope Indonesi edisi III . Jakarta: Depkes RI
Anonim. 1995.Farmakope Indonesi edisi IV . Jakarta: Depkes RI
http://id.scribd.com/doc/89209345/Pasta