Kamis, 20 Maret 2014

PASTA

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini manusia tidak terlepas dari yang namanya obat. Tak kenal usia maupun jenis kelamin. Baik tua – muda, besar – kecil, perempuan maupun laki-laki, bahkan balita pun tak akan lepas dari incaran penyakit. Dalam menyembuhkan suatu penyakit itu dapat diatasi dengan cara diobati. Berbagai macam bentuk obat yang beredar di pasaran.Salah satunya yang berbentuk salep.Salep diproduksi dengan berbagai macam kegunaan dan khasiat untuk menahan rasa sakit atau mengobati. Dalam penggunaannya tentu tidaklah sembarangan harus ada resep dari Dokter. Jadi setiap penggunaannya ada takaran tersediri tidak asal dikonsumsi.

B.       Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud dengan pasta?
2.    Bagaimana cara pembuatan pasta?
3.    Bagaimana contoh resep pasta?
4.    Bagaimana cara perhitungan dari contoh resep tersebut?

C.       Tujuan
Memberikan pengertian tentang pasta. Dan mengetahui cara pembuatan pasta itu sendiri. Juga memberikan contoh resep penggunaan pasta serta sehingga tidak salah dalam penggunaan obat tersebut. Karena jika dalam penggunaan tidak sesuai dengan aturan obat tersebut maka kegunaanya akan beralih yang semestinya dapat mengobati malah akan menjadi racun bagi tubuh.






BAB II
ISI

A.   DEFINISI
Pasta adalah salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat serbuk. Karenamerupakan salep yang tebal, keras dan tidak meleleh pada suhu badan maka digunakan sebagaisalep penutup atau pelindung. (buku farmasetika, prof. Drs. Moh. Anief, Apt .)
Menurut farmakope Indonesia edisi ke-3 pasta adalah sediaan berupa massa lembek yang dimaksudkan untuk pemakaian luar. Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar dengan vaselin atau paravin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan Gliserol, musilago atau sabun. Digunakan sebagaiantiseptik, atau pelindung. Sedangkan menurut farmakope Indonesia edisi ke-4 pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang digunakan untuk pemakaian topical.
Menurut DOM, Pasta adalah sediaan semi padat dermatologis yang menunjukkan aliran dilatan yang penting. Ketika digunakan, pasta memiliki nilai yield tertentu dan tahan untuk mengalir meningkat dengan meningkatnya gaya pada penggunaan. Pasta biasanya disiapkandengan menambahkan sejumlah serbuk yang tidak larut yang signifikan (biasanya 20% ataulebih) pada basis salep konvensional sehingga akan merubah aliran plastis dari salep menjadialiran dilatan.
 Menurut Scoville’s, Pasta terkenal pada daerah dermatologi dan tebal, salep kental dimana pada dasarnya tidak melebur pada suhu tubuh, sehingga membentuk dan menahan lapisan pelindung pada area dimana pasta digunakan.
 Menurut Prescription, Pasta terbagi menjadi dua kelas seperti sediaan salep untuk  penggunaan luar. Pasta berlemak seperti pasta ZnO dan pasta tidak berlemak mengandung gliserin dengan pektin, gelatin, tragakan dan lain-lain. Pasta biasanya sangat kental atau kakudan kurang berlemak dibandingkan dengan salep dimana bahan-bahan serbuk seperti pati, ZnO dan kalsium karbonat pada basisnya memiliki bagian yang tinggi.
Macam-macam Pasta
·         Pasta Berlemak Pasta berlemak merupakan suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat(serbuk)
·         Pasta Kering Mengandung ± 60% zat padat (serbuk).
·         Pasta Pendingin Merupakan campuran serbuk minyak lemak dan cairan berair dikenal dengan salep 3 dara.
·         Pasta Detifriciae (Pasta Gigi) Merupakan campuran kental terdiri dari serbuk dan Glycerinum yang digunakan untuk  pembersih gigi.
Karakteristik Pasta
·         Daya adsorbs pasta lebih besar 
·         Sering digunakan untuk mengadsorbsi sekresi cairan serosal pada tempat pemakaian.Sehingga cocok untuk luka akut.
·         Tidak sesuai dengan bagian tubuh yang berbulu.
·         Mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal.
·         Konsistensi lebih kenyal dari unguentum.
·         Tidak memberikan rasa berminyak seperti unguentum.
·         Memiliki persentase bahan padat lebih besar dari pada salep yaitu mengandung bahanserbuk (padat) antara 40 %- 50 %
B.   CARA PEMBUATAN
Umumnya pasta dibuat dengan cara yang sama dengan salep. Tetapi, bahan untuk menggerus dan menghaluskan digunakan untuk membuat komponen serbuk menjadi lembut, bagian dari dasar ini sering digunakan lebih banyak dari pada minyak mineral sebagai cairan untuk melembutkan pasta. Untuk bahan dasar yang berbentuk setengah padat, dicairkan terlebih dahulu, setelah itu baru kemudian dicampur dengan bahan padat dalam keadaan panas agar lebih tercampur dan homogen. .Pembuatan pasta dilakukan dengan dua metode :
1.      Pencampuran komponen dari pasta dicampur bersama-sama dengan segala cara sampai sediaan yang rata tercapai.
2.      Peleburan semua atau beberapa komponen dari pasta dicampurkan dengan meleburkannya secara bersamaan, kemudian didinginkan dengan pengadukan yang konstan sampai mengental. Komponen-komponen yang tidak dicairkan biasanya ditambahkan pada campuran yang sedang mengental setelah didinginkan dan diaduk.
Bahan dasar pasta : vaselin, lanolin, adepslanae, unguentum simplex, minyak lemak dan parafin liquidum.
Pembuatan :
Bahan dasar yang berbentuk setengah padat dicairkan lebih dulu, baru dicampur dengan bahan padat dalam  keadaan panas agar lebih tercampur dan homogen.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN AGAR SEDIAAN BERHASIL
Bila meracik sediaan semisolid, peracik menyiapkan jumlah berlebih dari jumlah totalsediaan. Dalam meracik sediaan ini diperhatikan :
~        Tidak memakai bahan-bahan yang pedas, mengiritasi,alergenik terhadap kulit atau tapak  pemakaian lain kecuali kalau perlu untuk pengobatan.
~        Pilih dasar atau pembawa yang membolehkan bahan aktif memberikan efek terapetik lokalatau sistemik.
~        Kurangi ukuran partikel menjadi terkecil yang layak.
~        Gabungkan bahan aktif dengan bahan-bahan yang ditambahkan untuk mendapatkan cairan yang uniform atau dispersi padat dalam sediaan.
~        Amati keseragaman
Proses meracik (compounding process)
Langkah-langkah berikut untuk meminimalkan kesalahan dan memaksimalkan tujuan penlis resep
~        Pertimbangkan kecocokan resep yang akan diracik dengan syarat-syarat keamanan dan tujuan pemakaian.
~        Kerjakan perhitungan yang yang penting untuk mendapatkan jumlah bahan-bahan yangdiperlukan.
~        Identifikasi alat-alat yang diperlukan
~        Pakai pakaian yang tepat dan cuci tangan
~        Bersihkan daerah peracikan dan alat yang diperlukan
~        Hanya satu resep yang harus diracik pada satu waktu dalam suatu peracikan yang ditentukan.
~        Kumpulkan semua bahan-bahan untuk meracik resep
~        Racik sediaan dengan mengikuti catatan formulasi (formulation record)Proses meracik (lanjutan)
~        Nilai variasi berat, kecukupan pencampuran, kejernihan, bau, warna, konsistensi, dan pH setepatnya.
~        Bubuhi keterangan catatan racikan dan jelaskan rupa sediaan
~        Beri label wadah resep dengan memasukkan item berikut:
a) nama sedaan, b) nomor identifikasi internal, c) initial compounder, d) penyimpanan yang diperlukan, dan pernyataan yang diperlukan berdasarkan undang-undang.
~        Tandatangani dan beri tanggal resep yang menegaskan bahwa semua prosedur telahdikerjakan untuk menjamin keseragaman, identitas, kekuatan,kuantitas, dan kemurnian.
~        Bersihkan semua peralatan dan simpan dengan tepat(Bangun, 2004)
Basis atau Pembawanya
Pada dasarnya basis yang digunakan dalam formulasi sediaan pasta tidak jauh berbedadengan basis yang digunakan dalam formulasi sediaan salep, yaitu:
a.       Basis Hidrokarbon
Karakteristik :- Tidak diabsorbsi oleh kulit- Inert- Tidak bercampur dengan air - Daya adsorbsi air rendah- Menghambat kehilangan air pada kulit dengan membentuk lapisan tahan air danmeningkatkan absorbsi obat melalui kulit.
Dibagi menjadi 5, yaitu : Soft paraffin, Hard paraffin, Liquid paraffin, Paraffin substitute, paraffin ointment
Contoh : vaselin, White Petrolatum/paraffin, White Ointment 
b.      Basis Absorbsi 
Karakteristik : bersifat hidrofil dan dapat menyerap sejumlah tertentu air dan larutan cair.- Terbagi :Non emulsi co, basis ini menyerap air untuk memproduksi emulsi air dalam minyak . Terdiriatas : Wool fat, wool alcohols, beeswax and cholesterol.- Emulsi A/M co, terdiri atas : Hydrous wool fat (lanolin), Oily cream.
c.       Larut Air 
d.      Misalnya PEG (polyethylene Glycol) yang mampu melarutkan zat aktif yang tak larut dalam air dan meningkatkan penyebaran obat. Bersifat stabil, tersebar merata, dapat mengikat pygmen dan  higroskopis (mudah menguap), sehingga dapat memberikan kenyamanan pada pemakaiansediaan pasta.
e.       Air-misibel,
misalnya salep beremulsi
CARA PENYIMPANAN
·         Simpan dalam wadah aslinya beserta label dan  petunjuknya
·         Simpan pada tempat sejuk dan kering yaitu pada suhu kamar yang jauh dari sumber panas.
·         Ikuti petunjuk penyimpanan pada label kemasan obat
·         Hindari meninggalkan obat di kamar mandi, mobil, atau di tempat yanglembab dan terlalu panas.
·         Gunakan tempat khusus untuk menyimpan obat, lebih baik jika dalam lemari obat.
·         Simpanlah obat terpisah dari bahan makanan dan jangan sampai memindahkan tempat obat ke bekas tempat makanan.
·         Berikanlah catatan pada masing-masing obat, terutama jika dalam keluarga mempunyai beberapa anak sehingga obat tidak tertukar.
·         Pastikan semua obat yang disimpan aman dari jangkauan anak 
·         Obat yang harus di buang (dimusnahkan) yaitu jika :
~        Sudah melebihi tanggal kedaluwarsa dari yang tertera pada label obat.
~        Terjadi perubahan fisik obat yaitu terjadi perubahan warna, bau dan bentuk walaupun belum lewat tanggal kedaluwarsa.
~        Tidak diketahui identitas obat yang bisa menjelaskan tentang nama, kegunaan, cara penggunaan dan efek samping. Jangan menebak-nebak identitas obat yang tidak jelas.Jika membutuhkan informasi sebaiknya hubungi dokter atau apoteker.
·                  Jangka waktu penyimpanan salep / pasta (tube) adalah selama 3 tahun. Pada obat-obat biasanya ada kandungan zat pengawet, yang dapat merintangi pertumbuhan kuman dan jamur.
·                  Cara memusnahkan obat yang sudah tidak terpakai sebaiknya tidak dibuang begitu saja ke tempat sampah, hal ini untuk menghindari ada yang mengambil kembali obat tersebut.


CARA PEMAKAIAN
a)      Cuci tangan 
b)      Sediakan peralatan yang dibutuhkan, seperti obatnya dan tissue
c)      Posisikan diri dengan tepat dan nyaman, pastikan hanya membuka area yang akan diberiobat.
d)     Periksa kondisi kulit.
e)      Cuci area yang sakit, bersihkan semua kotoran pada kulit.
f)       Keringkan atau biarkan area kering oleh udara
g)      Oleskan obat (pasta) pada area kulit yang sakit
h)      Pastikan tangan yang digunakan untuk mengoleskan sudah bersih
i)        Jika sudah dioleskan, cuci tangan kembali.
C.   CONTOH RESEP

R/        Pasta Zinci      10
            s.u.n
Pro: Bobby

Permasalahan
→ serbuk ZnO sangat halus, harus diayak dulu dengan ayakan no.100, tujuan diayak untuk memisahkan adanya  yabg tidak dikehendaki
Rx = ZnO +  (Gumpalan besar, tidak bisa diayak 100/dari udara)
Isi Pasta Zinci             sec. PH V hal. 339
R/        Sengoksida                  25
            Pati Terigu                   25
            Vaselin Kuning           ad 100
Peimbangan Bahan
ZnO                             =  x 25        = 2,5gr
Amylum Tritici            =   x 25       = 2,5gr
Vaselin Kuning           =  x 50        = 5gr
Cara Pembuatan
1.      Vaselin Flavum masukkan dalam cawan alumunium, lebur di atas WB
2.      ZnO + Amylum Tritici aduk dalam mortir hangat, setelah homogeny tuangi sekaligus kedalam semua leburan Vaselin Flavum aduk ad homogen dan dinginkan
3.      Setelah dingin masukkan dalam pot
4.      Beri Etiket
Etiket
APOTEK SETIA FARMA
NO.1                                       Solo,10-10-2012
Bobby
Obat Luar
Tidak boleh diulang tanpa resep Dokter



BAB III
KESIMPULAN
Kelebihan Pasta
1.      Pasta mengikat cairan secret, pasta lebih baik dari unguentum untuk luka akut dengan tendensi mengeluarkan cairan
2.      Bahan obat dalam pasta lebih melekat pada kulit sehingga meningkatkan daya kerjalocal
3.      Konsentrasi lebih kental dari salep
4.      Daya adsorpsi sediaan pasta lebih besar dan kurang berlemak dibandingkan dengansediaan salep.

Kekurangan Pasta
1.      Karena sifat pasta yang kaku dan tidak dapat ditembus, pasta pada umumnya tidak sesuai untuk pemakaian pada bagian tubuh yang berbulu.
2.      Dapat  mengeringkan kulit dan merusak lapisan kulit epidermis
3.      Dapat  menyebabkan iritasi kulit






DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh. 1988. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek. Yogyakarta : Universitas GajahMada
Anonim. 1979. Farmakope Indonesi edisi III . Jakarta: Depkes RI
Anonim. 1995.Farmakope Indonesi edisi IV . Jakarta: Depkes RI
http://id.scribd.com/doc/89209345/Pasta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar